Am I dji-ei-el-ei-yu???

Thu. Jan 06, 2012. 22.55 pm

@ ruang tamu – rumah.

 

Saya ngga berminat dengan warna abu-abu. Kalau mau hitam ya hitam, kalau mau putih ya putih. Abu-abu itu warna yang ngga jelas, menurut saya.

Hari ini baru saya sadar dan akhirnya bingung sendiri, dalam waktu 5 hari saya membeli 2 pasang sepatu yang warnanya abu-abu. Hmm, apakah saya sedang dji-ei-el-ei-yu???

-Z33-

Dari Atas Sini

Sat. Mar 22, 2012.

10.55 am. Di ketinggian yang tidak biasanya.

 

Saya selalu senang melihat gumpalan-gumpalan kapas itu. Seperti sedang berada di negeri dongeng. Gumpalan itu seperti permen kapas. Saya menelan ludah, membayangkan mengambil sejumput dari kapas itu dan memakannya. Saya mentertawai diri saya sendiri sesudahnya. Sesaat melihat, bentuknya seperti cream puff rasa vanilla dan green tea yang  saya beli beberapa menit sebelum saya duduk disini, hanya saja warnanya putih.

Senang melihat dari atas sini, disaat mentari masih menguasai waktu. Melihat kapas-kapas tersebut. Indahnya perpaduan beberapa macam warna biru dengan putih di bagian atas dan biru dengan tosca di bagian bawah.
Berpindah beberapa waktu ke depan, beberapa warna hijau dan coklat di bawah dengan garis-garis panjang  mengingatkanku pada Atlas yang sering kubuka saat masih sekolah dulu.
Selalu “wow” saat melihat campuran warna cream, tosca dan biru dari atas sini. Ingin rasanya berjalan menyusurinya dan tidak akan lelah untuk melakukannya.
Sekarang saya tepat berada di atas perpaduan warna biru yang sangat indah. Seperti minuman dengan rasa bubble gum. Seingat saya, saya tidak pernah melihat gumpalan-gumpalan kecil seperti yang sedang saya lihat ini.

Tapi, saya lebih menyukai untuk memandang dari atas sini saat mentari sudah menyembunyikan keindahannya. Ada terang diantara gelap yang terlihat.
Saya tidak kuat lagi, kelopak mata saya berat.

11.18 am 

-Z33-

Kalung

Sudah dua bulan ini kalung besi putih dengan hiasan salib yang biasanya melingkar di leherku itu absen. Putus entah untuk kedua atau ketiga kalinya. Bersyukur tiap kali putus tidak sampai hilang. Pernah membawanya saat ke mall tapi malah baru teringat untuk memperbaikinya saat tiba di rumah… haisshh.
Hari ini saya singgah ke Jembatan Merah Plaza khusus untuk arloji dan kalung salib tadi. Kedua benda ini dalam kondisi yang sama, putus.
Tapi waktu memburu, jadi saya hanya pergi ke sebuah toko arloji dan ternyata disana tidak ada tali yang seukuran dengan arloji yang saya pakai hampir setiap hari itu. Arloji ini kenangan, saya membelinya di sebuah stand arloji di depan Sports Warehouse Royal Plaza sebelum berangkat pelayanan Jakarta For Jesus bulan April tahun lalu. Harganya 45ribu saja 🙂 Ini jam murah dengan masa pakai yang cukup lama menurut saya. Modelnya simpel, sporty dan warnanya hitam.
Kalung, saya tahu kemana saya harus membawanya. Ke lantai 2 JMP baru di dekat eskalator naik. Ini kedua kalinya saya ke tempat yang menjual berbagai macam aksesoris ini. Wajah mbaknya pun masih dapat saya kenali.
Tidak sampai satu menit, kalung itu sudah dalam kondisi yang baik dalam genggaman tangan saya. Selama menunggu itu, saya berpikir dan apa yang saya pikirkan akhirnya terjadi sehingga saya memutuskan untuk menaruh selembar uang berwarna ungu itu di meja stand, meninggalkan mbaknya setelah kami saling menolak menerima uang tadi. Mbak dengan rambut yang dikepang satu itu mengejar saya dan memaksa mengembalikan uang saya. Akhirnya saya menerimanya dan mengucap terima kasih dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Dia melakukannya tanpa pamrih, untuk kedua kalinya.
Hmmm, enak juga naik di bus Patas AC ini. Ok, sekian dulu, saya sudah berada di jalan Tunjungan dan sebentar lagi saya tiba di tempat tujuan saya.

Mon. Feb 20, 2012. 00:48 pm

-Z33-