BELAJAR KE ‘TORAJA’ – BAG.2

Hari ke -2

22.07.08

 

Bagian Pertama

  • Bangun pagi banget. Semalem mimpi indah. Akankah menjadi kenyataan? Haha..
  • Ok, udaranya dingin. Pagi ini cuma cuci muka dan gosok gigi, lalu minum teh. Aku berangkat dengan Thomas untuk jalan-jalan, outbond gitu. Pakai celana pendek hitam, kaos hitam bergambar starbucks hadiah dari sahabat, jacket putih pemberian mama’ani, sepatu keds biru yang kupinjam dari sepupuku (liburan kali ini ngga bawa keds dari suroboyo), slayer hitam bunga-bunga dan syal hijau milik oma, kacamata, tas ransel serta perbekalan.
  • Tujuan pertama, rumah tante Thomas.
    Tujuan kedua, jembatan gantung.
    Tujuan ketiga, sungai.
    Tujuan keempat, sawah dan kerbau.
    Tujuan kelima, Sekolah Dasar.

 

  • Tentang Rumah Tante Thomas.
    Dari terasnya, aku bisa melihat pemandangan yang sangat indah.

    DSC00787

Gunung, sungai, dan sawah. Pemandangan ini seperti gambar kita saat SD kan?
Matahari dan burung-burungnya, absen.

 

  • Tentang Jembatan Gantung.
    DSC00797

Menyenangkan berada di atas jembatan ini!

Saat proses pembangunan, jembatan itu ambruk sehingga para tukangnya jatuh ke sungai. Patah tulang, tapi untungnya tidak ada korban jiwa. Begitu informasi yang kudapat.

 

  • Tentang sungai.

    Secara umum, sungainya bersih dari sampah plastik, tapi ngga luput dari ‘sampah’ manusia. Mungkin ada beberapa aja yang buang ‘kotoran’ di sungai (mungkin ga punya toilet kali ya) karena tadi pagi aku ngeliat kotorannya *eeuuwww…*.

    Oya, seorang teman Thomas menyusul dan bergabung dengan kami. Mereka senang difoto, apalagi saat aku pinjami kacamata. Lihat saja gaya mereka…

    DSC00822 DSC00810
    Thomas

 DSC00821 

DSC00824
Teman Thomas (Aku lupa namanya, dan tak mencatatnya)

 DSC00804Teman Thomas juga :p

DSC00816  DSC00818

Thomas dan teman-temannya

 

 

Bersambung.

Yang mencintai desa

-Z33-

11.05.15 – 03:29 pm

 

Belajar ke ‘Toraja’ – Bag.1

Makassar. Jadi ceritanya, saya dan mami pergi karena ajakan Tante Tina. Pada kesempatan ini, ada kerabat beliau yang akan menikah. Bersama dengan Thomas, anak yang diasuh Tante Tina, kami berempat pergi ke desa asal mereka. Setahu saya Tante Tina itu berasal dari Toraja, jadi saya membayangkan akan pergi ke desa yang penuh dengan adat. Excited? Tentu saja!

Hari itu, Om Anto yang adalah suami Tante Tina tidak bisa mengantar kami sampai ke tempat tujuan karena ada kepentingan lain, maka setelah menempuh satu jam perjalanan dengan mobil dari rumah tibalah kami di Terminal Daya.

Naik transportasi umum keluar kota itu ada kesenangannya sendiri. Tentu saja saya menyukai duduk di samping jendela karena saya bisa merasakan angin, mencium bau selain bau kota, serta melihat alam dan sekitar dengan lebih jelas. Kali ini bis membuat saya sedikit tidak betah duduk, pantat saya rasanya rata dan panas. Wajar! 8 jam perjalanan dan ini bukan bus eksekutif!

Selamat datang di Messawa! Kira-kira begitu kalimat yang sepantasnya didapatkan pantat yang rata dan panas tadi begitu menjejakkan kaki di tanah.

Banyak hal baru yang saya pelajari dan alami. Menantang! Bidang yang saya sukai, komunikasi antarbudaya.

Ini beberapa hal yang saya catat di kertas saat itu:

Hari ke-1
21.07.08
Bagian Pertama

– Waktu pertama kali tiba, kami tidak langsung menuju rumah mempelai tapi ke rumah tantenya Thomas. Benar-benar membuatku teringat COP (Community Outreach Program) yang pernah saya ikuti 2 tahun lalu, para penduduk berkumpul dan berbahasa daerah yang sama sekali tidak saya mengerti. Jadi saat mereka berbahasa daerah, Tante Tina menerjemahkannya ke bahasa Indonesia. Saat COP, saya termasuk ‘penerjemah’ di grup. (COP akan saya bahas di postingan yang lain)
– Minum, ngga, minum, ngga… Minum deh! Penasaran! Rasanya ya seperti air putih, tapi agak lain. Disebabkan kayunya. Air minum yang disuguhkan warnanya pink tapi tetap bening. Jadi bisakah itu disebut air putih? Atau air pink?

Bagian Kedua
– Kami menginap di rumah mempelai wanita, kecuali Thomas. Dia tidur di keluarganya. Menyenangkan memang dia bisa bertemu orangtua dan saudara-saudaranya.
– Rumah penduduk adalah rumah panggung. Saat ada acara (seperti acara pernikahan yang akan kami hadiri), dinding-dinding rumah bagian tengah ke depan yang terbuat dari papan-papan kayu dilepas dan digunakan untuk lantai untuk para tamu di bawah rumah panggung.
– Saat kami datang rumah ini ramai karena banyak saudara mempelai yang datang. Pernikahannya bukan hari ini sih, belum.
– Mereka tidak makan lombok, jadi tidak ada pohon lombok.
– Malam ini yang saya temui, mereka masak anjing yang direbus dan kuahnya diminum. Kaget? Iya!
Makanan kebanyakan direbus. Waktu itu saya jadi berpikir tidak akan ada kolesterol dan tekanan darah tinggi disini. Mereka sehat. Bukan tentang anjingnya ya, tapi tentang makanan, lauk dan sayur yang direbus. #sayatidakmakananjing #sayasayanganjing
– Saya melihat seorang wanita muda sekitar usia 20 tahun dengan seorang anak dan suami yang usianya jauh lebih tua. Saya berpikir mungkin gadis-gadis disini menikah di usia muda dengan pria yang jauh lebih tua, sekitar usia 30 tahun. Calon mempelai yang kutemui tadi juga usianya sekitar 18 tahun.
– Mereka sedang membuat kue saat kami ada disana. Nama kue-kue yang dibuat itu: bangke, deppatori, dan kue cacing. Deppatori jadi favorit saya. Mereka bisa membuat kue sebanyak 25 blek kerupuk dalam 1 hari. Wow!
– Benar-benar desa. Waktu pertama kali mau masuk ke toiletnya, saya sangat berharap semoga WC-nya bukan ‘jumleng’ kaya di COP. Dan… Thanks God ngga!!!
Hmm, tapi dinding kamar mandinya tersusun dari papan-papan kayu yang tidak rapat. Ada banyak celah disana. Oke, aku mandi pakai sarung.
– Mempelai wanita punya adik cowok yang peduli padanya. Good!
Saat malam, semua orang berkumpul di ruang tamu. Semuanya memakai sarung tenun, buatan tangan. Sangat nyaman dan hangat. Kami dipinjami sarung itu. Berfoto bersama mereka sangat menyenangkan.

image

– Tidak ada sinyal. Kalau mau dapat sinyal, harus ke daerah rumah tantenya Thomas yang berdataran lebih tinggi dari rumah yang kami inapi. Susah banget.

Yang waktu itu baru tau kalau Messawa itu bukan Toraja.
Bersambung.
-Z33-
28.02.15 – 22:33pm

-Z33-
Posted from WordPress for Android