Pempek 202

Berbahan dasar ikan, bertekstur kenyal, berkuah asam, makanan khas Palembang dan membuat ketagihan.. Pempek!

Tempat makan Pempek rekomendasi saya adalah Pempek 202 yang terletak di jalan Indrapura – Surabaya, di depan bank BCA.
Bukanya mulai sore sampai malam. Harganya mulai 6000-15000 rupiah.
Pempek ini ada sejak masa saya kuliah atau awal-awal kerja, saya lupa.
Di tempat ini, rasa pempek dan kuahnya yang paling cocok sama lidah saya dibanding di tempat lainnya.
Ada beberapa macam pempek yang dijual disini: kapal selam/telor besar, telor kecil, lenjer, ada’an dan kulit.
Tentang pempek kulit, awalnya saya kurang menyukainya karena tampilan warnanya gelap dan saya berpikir bahwa rasanya pasti amis sekali – karena terbuat dari kulit ikan. Setelah sekali mencoba, tak disangka, rasanya enak juga. Sekarang, pempek kulit jadi pilihan saya setelah pempek kapal selam.

Hmm, kalau pempek kapal selam atau lenjer buatan mami, oma, dan tante saya, tak usah ditanya lagi, saya yang pasti menghabiskannya.

Yang tadi sore makan pempek 202 bersama sahabatnya
-Z33-
19.08.14 – 20:37

-Z33-
Posted from WordPress for Android

Hannah –pt.1 – Stelma 2.11

She wept

She was downhearted

She said “He is mean more to me than my …. …. ….”

In her bitterness of soul, she wept. Not much

She prayed to the Lord

And she made a vow “Dear Lord, please … …. ….”

A vow that she thought she has to make an exchange about it

It wasn’t like that at all but humbleness and submission

She kept praying on her heart

She poured out her soul to the Lord

She who feels like Hannah and asks Lord to remember her

-Zee-

05.08.2014 – separated with him by a wall. 02:17pm

Copied and edited from 1 Samuel 1

-Z33-

Posted from WordPress for Android

Tiga Huruf Satu Kata – Stelma 1.11

Melayangkan pandang jauh ke ujung lorong itu
Suasananya membuatku mual
Aku takut melangkahkan kakiku
Aku takut ragaku tak mampu menopang beratnya rasaku
Berusaha mempertahankan butiran bening itu tidak menetes dari jendela jiwa
Tak tahan melihat belahan jiwanya bersedih

Si jingga yang ceria dan ungu yang menawan
Terlihat dari sudut mata tapi tak mampu membuat hatiku melonjak
Tertarik untuk tahu kecantikan lain yang dimiliki sang hijau di sudut
Ternyata tak kuasa juga untuk tidak beranjak dari penantianku
Si merah yang menarik melambaikan tangannya menyapaku
Bisikan angin sedikit menyejukkan
Kembaran si jingga yang ceria mengintip dari sela-sela si coklat yang tenang
Pikiran dan perkataanku terbius sejenak, tapi tidak hatiku

Beberapa kunjungan bintang tanpa disertai pejaman yang lelap
Meregang ruas-ruas putih yang menyangga tubuhku
Menengadah ke hamparan biru sempurna buatan tanganNya
Hei, gumpalan kapas yang berkejaran
Angin masih setia memberiku bisikannya
Aku meringkuk, mendekap lututku dan menyandarkan daguku di atasnya
Karena seperti hatiku, tidak jelas apa yang dirasakan ragaku
Yang jelas hanya satu…
Tiga huruf tanpa batasan waktu…
…Asa

Yang menaruh asa padaNya,
-Z33-
04.08.2014 – siang hari

-Z33-
Posted from WordPress for Android