Berada di dalam burung besi yang terbang melintasi malam selalu mampu mengangkat kedua sudut bibirku. Telah kusampaikan, ada terang diantara gelap yang terlihat. Biru, jingga, merah, menyala mengambil jarak..kemudian mereka terlihat mengecil begitu rapat, berkilauan. Sangat indah. Sedikit demi sedikit melihat terang itu sampai menjadi suatu kumpulan dan sedikit demi sedikit pula menghilang menyisakan pekat.
Awan hitam sanggup membuat burung besi ini berguncang beberapa saat, membuatku menaikkan doa lagi pada Yang Maha Kuasa.
Aku tidak suka kepergian dan kepulanganku kali ini. Menyesakkan dada, menguras air mata, meninggalkan penyesalan, menguji kerelaan, menggantungkan harapan tapi tetap percaya akan satu hal. Beragam perasaan sekedar menyapa atau memaksa menemaniku.
Si burung besi membawa ragaku pergi tapi hatiku tinggal, menyisakan 2 ciuman, 1 pelukan, 1 senyuman dan 1 ucapan terima kasih seperti yang biasa kuberikan untuk seseorang yang kukasihi yang hidupnya telah dirancang dengan sangat sempurna oleh Bapa.
“Darah dan daging tidak mendapat bagian, hanya roh” ujar seorang lain yang tentunya paling mengasihi dan dikasihi di tempat kedua di hatinya
15.02.2013 @ 7.54am
Yang menangis dan berkata ‘God is good all the time’,
-Z33-