Stelma

Ya, Stelma untuk Stella Maris.
Hari kedua saat menjaga yang saya kasihi di ICU, hari ke lima tinggal di rumah sakit.
Baterai telepon genggam habis. Powerbank itu juga sudah habis tenaganya.
Berpindah dari ruang tunggu ke kamar inap orang lain demi mengisi daya telepon itu.
(Tidak usah repot membuat pertanyaan, saya enggan memberi jawabannya.)
Membawa telepon genggam, dua pengisi daya, benda yang disebut powerbank itu, buku (tidak) harian, bolpoin biru, mami, dan niat menuangkan bahasa verbal saya.
Sambil menunggu pengisian daya tersebut penuh, saya mulai mengotori dengan indah buku bercetakkan angka 365 di covernya.
Berpikir. Menulis. Sesekali melihat keluar pintu. Sesekali melihat orang di dalam ruangan. Sesekali mengamati ruangan. Sesekali menjawab pertanyaan orang asing yang duduk tidak jauh di depan saya. Sesekali membolak-balik halaman buku. Banyak kali membaca tulisan tangan saya sendiri.
Hasilnya, beberapa judul dan isinya terabadikan di buku itu. Isi lembaran-lembaran itulah yang menghiasi tulisan saya dengan ‘nama keluarga’… Stelma x.11

Yang berpikir seandainya saja beberapa waktu menunggu yang saya punya bisa seproduktif saat menunggu malam itu, menginjeksikan susunan-susunan huruf dari yang disangga oleh leher ini pada lembaran pendamping hitam atau melalui jari-jari yang menari di atas puluhan panggung mini di depan layar yang bercahaya.
Sambil menyeruput susu coklat,
-Z33-
23 Des 2014. 02:22 am