Melayangkan pandang jauh ke ujung lorong itu
Suasananya membuatku mual
Aku takut melangkahkan kakiku
Aku takut ragaku tak mampu menopang beratnya rasaku
Berusaha mempertahankan butiran bening itu tidak menetes dari jendela jiwa
Tak tahan melihat belahan jiwanya bersedih
Si jingga yang ceria dan ungu yang menawan
Terlihat dari sudut mata tapi tak mampu membuat hatiku melonjak
Tertarik untuk tahu kecantikan lain yang dimiliki sang hijau di sudut
Ternyata tak kuasa juga untuk tidak beranjak dari penantianku
Si merah yang menarik melambaikan tangannya menyapaku
Bisikan angin sedikit menyejukkan
Kembaran si jingga yang ceria mengintip dari sela-sela si coklat yang tenang
Pikiran dan perkataanku terbius sejenak, tapi tidak hatiku
Beberapa kunjungan bintang tanpa disertai pejaman yang lelap
Meregang ruas-ruas putih yang menyangga tubuhku
Menengadah ke hamparan biru sempurna buatan tanganNya
Hei, gumpalan kapas yang berkejaran
Angin masih setia memberiku bisikannya
Aku meringkuk, mendekap lututku dan menyandarkan daguku di atasnya
Karena seperti hatiku, tidak jelas apa yang dirasakan ragaku
Yang jelas hanya satu…
Tiga huruf tanpa batasan waktu…
…Asa
Yang menaruh asa padaNya,
-Z33-
04.08.2014 – siang hari
-Z33-
Posted from WordPress for Android